Lihatlah, pemandangan yang disuguhkan menjadi pengobat kegundahan yang sehari-harinya kerap kita rasakan. Yah, namanya juga manusia...
Sinar matahari senja menggelitik secercah awan yang diam mematung. Mungkin berarak, tapi tak seberapa. Pergeserannya dari titik kulminasi barangkali sejengkal ukuran ibu jari dan telunjukku.
Berharap satu saat bisa menikmati satu paket keindahan Ilahi (kembali) di sini.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar