Selasa, 04 September 2012

MRICAN SEBAGAI DIMENSI KOMPLEKSITAS KEBUDAYAAN JAWA TENGAH Studi Kasus Dinamika Sosial Dusun Mrican, Desa Kemujan, Karimunjawa (Bagian 3)


BAB II
GAMBARAN UMUM


A. Kondisi Ekogeografis Desa Kemujan[1]
Desa Kemujan terletak di Kelurahan Kemujan, Kecamatan Karimun Jawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Luas wilayah desa Kemujan sebesar 1.626 Ha, luas wilayah pemukiman penduduk sebesar 135 Ha, luas ladang atau tegalan sebesar 254 Ha dan luas perkebunan 1066 Ha. Desa Kemujan berbatasan dengan laut pada sisi barat, timur, utara, dan berbatasan dengan desa Karimunjawa pada sisi selatannya. Desa Kemujan juga memiliki 8 (delapan) pulau antara lain Pulau Kemujan, Pulau Sintok, Pulau Tengah, Pulau Cilik, Pulau Gundul, Pulau Cendikian, Pulau Bengkowang, dan Pulau Mrica. Jumlah penduduk totalnya yaitu sebesar 2.957 jiwa, dengan segmentasi jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.510 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 1.447 jiwa, sementara jumlah Kepala Keluarga yaitu sebesar 911 Kepala Keluarga. Jumlah Kepala Keluarga tersebut masih dibagi lagi menjadi Kepala Keluarga miskin sebesar 222 jiwa dengan prosentase 7,51 %.
Suku-suku yang mendiami desa Kemujan antara lain Suku Jawa, Bugis, Mandar, Madura, dan Suku Buton. Adapun secara umum kondisi perekonomian Desa Kemujan didukung oleh beberapa mata pencaharian antara lain petani, nelayan, budidaya, pengusaha, pengrajin atau industri kecil, buruh tani, buruh bangunan, pertukangan, pedagang, pengangkutan, PNS atau TNI atau Polri, buruh, dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat melalui segmentasi jumlah penduduk sebesar 44 jiwa bekerja sebagai pegawai, 40 jiwa bekerja sebagai pedagang, 458 jiwa sebagai petani, 153 sebagai buruh, dan 475 jiwa sebagai nelayan.
Penduduk desa Kemujan mayoritas sebanyak 2.920 orang memeluk agama Islam dan 16 orang memeluk agama Kristen Protestan. Fasilitas kesehatan di Desa Kemujan dapat dikatakan cukup maju yakni dengan berdirinya Puskesmas Pembantu (Pustu), Posyandu Balita, Pos Keluarga Berencana, Pos Pengobatan dan Batra. Desa Kemujan juga memiliki 7 orang dukun bayi yang dikelola secara individual dan merupakan fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan persalinan. Sementara itu endemi penyakit yang terdapat di desa Kemujan adalah penyakit Sikumunya. Desa Kemujan juga memiliki beberapa fasilitas pendidikan berupa PAUD, Taman Kanak-kanak (TK), RaudlatulAthfal (RA), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), SekolahDasar (SD), Madrasah Dinniyah, Madrasah Tsanawiyyah, Madrasah Aliyyah NU, dan Pondok Pesantren Saffinatul Huda 02.
 Secara administratif desa Kemujan terdiri atas 4 (empat) dusun, 20  Rukun Tetangga (RT), dan 5 Rukun Warga (RW). Keempat dusun tersebut antara lain Dusun Kemujan, Dusun Telaga, Dusun Mrican dan Dusun Batu Lawang.  Keempat dusun tersebut dilengkapi dengan organisasi-organisasi masyarakat seperti Bdan Permusyawaran Desa, Lembaga Keswadayaan Masyarakat, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Karang Taruna, Simpan Pinjam Perempuan (SPP), hingga organisasi-organisasi yang dibentuk pelajar atau mahasiswa, petani, dan nelayan.
Potensi alam dari Desa Kemujan mendukung dibudidayakannya tanaman jambu mete, pohon kelapa, ketela, sayur mayur, kayu jati, kayu mahoni, kapuk, jengkol, bambu, cengkeh, dan bakau. Sementara dari segi perikanan dan kelautan masyarakat desa Kemujan memiliki lahan seperti lahan budidaya rumput laut, lahan budidaya ikan, lahan budidaya udang mutiara, lahan penangkapan ikan, lahan konservasi dan penelitian, jalur jasa penyeberangan, sarana dan alat penangkapan ikan tradisional. Komoditi ternak yang ada di Kemujan antara lain ternak sapi, ternak kambing dan unggas. Dari sektor perdagangan dan jasa, masyarakat di Desa Kemujan memiliki kelompok pengusaha atau pedagang dan membuka lahan-lahan kios, pertokoan sembako, material, penampungan ikan tangkap nelayan, depot BBM, warung makan dan katering, serta dibukanya perbengkelan dan penyediaan onderdil, air mineral, transportasi laut dan darat, simpan pinjam, dan lain-lain. Sektor pariwisata Desa Kemujan didukung dengan adanya objek wisata laut (diving), wiata pulau, pasir putih, terumbu karang, hutan mangrove, rumah-rumah adat (Bugis dan Jawa), seni budaya seperti atraksi seni pencak silat, reog, seni musik rebana, atraksi budaya Lombanan, Maulidan, Sedekah Bumi dan Laut, Khaulan, Tarling, Kemisan, dan Tradisi Tarik Kapal dari darat ke laut.

B. Aspek Penelitian
            Aspek-aspek yang menjadi dasar penelitian kami antara lain :
1.      Aspek sosio-historis, yang meliputi proses kedatangan masyarakat setempat dan kaitannya dengan peristiwa-peristiwa besar bersejarah.
2.      Aspek sosiologis, yang meliputi interaksi sosial, dinamika kelompok, dan pranata sosial beserta perwujudannya dalam masyarakat setempat.
3.      Aspek kebudayaan, yang meliputi perwujudan 7 (tujuh) unsur kebudayaan universal, hubungan antara pranata dalam kebudayaan Jawa dengan masyarakat setempat, serta adat tradisi dan kepercayaan tradisional yang masih diyakini masyarakat setempat.
4.      Aspek disintegrasi atau disorganisasi kelompok, yang meliputi permasalahan internal atau perpecahan yang timbul dalam masyarakat setempat dan proses akomodasi atau pengintegrasian kembali.














[1] Berdasarkan Lampiran Peraturan Desa Kemujan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kemujan Tahun 2010-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar