Minggu, 04 Februari 2018

SD Gayamsari 02 Semarang, Berjaya dengan Prestasi



BERLOKASI di jalan Brigjend S Sudiarto 140, SD Gayamsari 02 Semarang –yang dulu banyak dikenal sebagai SDN Kabluk 03-04- seolah tak pernah senyap dari prestasi. Sekolah yang dikenal sebagai gudangnya anak-anak pintar itu memang berulangkali mencatatkan namanya dalam berbagai ajang kejuaraan, baik akademik mapun non akademik.

SD Gayamsari 02 menumbuhkan siswa-siswinya dalam visi “Unggul dalam Prestasi, Berbudaya, Berdaya Saing Global berdasarkan Iman dan Taqwa serta Berakhlak Mulia”. Maka tidak mengherankan jika sekolah ini punya pola khusus dalam belajar mengajar, yakni  PAIKEMTIK (Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan menggunakan Teknologi Informasi Komunikasi). Seiring dengan itu, SD Gayamsari 02 tak pernah luput mengajak anak didiknya untuk membiasakan bacaan Asmaul Husna dan Juz Amma atau Doa Pagi bagi siswa non muslim.  

Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Sekolah SD Gayamsari 02, Samsul Hadi, SPd menuturkan, kerjasama yang kompak dengan seluruh komponen sekolah menjadi kunci kemajuan sekolah itu. 


“Kita briefing setiap pagi, apa saja kegiatan hari ini. Jadi setelah kegiatan pembiasaan, bapak ibu guru kita meeting sebentar, untuk menjalin kerjasama yang kompak dengan bapak ibu guru. Kita juga melibatkan penjaga sekolah dan staf Tata Usaha,” ujarnya, mengawali.

Nampaknya dari kekompakan inilah SD Gayamsari 02 berhasil menyabet penghargaan di setiap perlombaan. Lomba Mata Pelajaran Agama Islam dan Seni (MAPSI) misalnya, meski baru kali pertama diikuti, sekolah ini berhasil mengantarkan siswanya menuju puncak prestasi di tingkat provinsi. Di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda), SD ini berulangkali menjadi juara umum di tingkat kecamatan Gayamsari.  Belum lagi Olimpiade Sains dan Matematika, Festival dan Lomba Seni  Siswa Nasional (FLS2N), serta Lomba Cerdas Cermat.

Rupanya, selain kekompakan yang terjalin antarguru, SD Gayamsari 02 juga memiliki tips rahasia agar siswa-siswi mereka terus berprestasi. “Kita motivasi anak-anak setiap kali mendapat penghargaan atau juara, kita selalu apresiasi. Minimal dengan ucapan selamat setiap upacara,” ungkap Samsul.

Selain itu, sekolah juga memberikan apresiasi kepada guru pembimbing. “Entah berapapun jumlahnya kita beri bonus. Semua kita libatkan, kita beri kepercayaan. Tidak hanya terpatok pada satu orang, tapi kita sebar untuk membimbing cabang-cabang yang mereka kuasai,” imbuh Samsul.

Bekali dengan Doa

Guru dan pembimbing lomba MAPSI, Mulyati, S.Pd, punya cara khusus untuk mencetak bibit-bibit unggul. Kedekatannya dengan para siswa menjadi modal utama untuk cermat melihat kelebihan mereka.

“ Anak-anak sudah saya pantau sejak awal. Akan kelihatan dari mereka yang punya kelebihan dibanding teman-temannya. Apapun yang disuruh guru dia mau, maka jadi bagus,” bebernya.

Selain ketekunan, bagi Mulyati, doa menempati posisi yang tak kalah penting. Segala hal yang dirasa tak mungkin terjadi, akan pupus jika doa berbicara. Hal itu pula yang ia lakukan saat membimbing anak didiknya pada ajang lomba MAPSI.

“ Yang paling menunjang adalah doa. Bayangkan, anak yang sebelumnya hanya  berkutat dengan pelajaran, lalu harus berhubungan dengan memasak dan hasta karya yang harus selesai dalam waktu 3 jam.  Dia butuh keterampilan khusus, kemauan, minat, dan niat ingin menyelesaikan yang tinggi,” tuturnya.

Selain itu, peserta lomba MAPSI juga harus dibekali dengan mental yang kuat lantaran kewajiban mempresentasikan hasil karyanya di hadapan dewan juri, mulai dari tingkat kecamatan hingga provinsi.

“Alhamdulillah anak ini berbakat dan menekuni apa yang diajarkan, dan ingin membawa nama baik sekolah,” terang Mulyati.

Tak heran, meski tidak memakan waktu lama untuk berlatih, nyatanya, sekolah ini berhasil melaju dan mengalahkan sekolah-sekolah lainnya di Jawa Tengah. Juara 1 dan 2 berhasil digenggam. Menu masakan Roti Schotel Kornet yang dipadu dengan minuman Jahe Kolang Kaling, serta hasta karya Lampion berbahan baku benang dan motor dari korek api berhasil membetot perhatian dewan juri. Semuanya harus diselesaikan dalam waktu 3,5 jam saja.

Untuk melanggengkan juara di bidang ini, Mulyati ternyata mengkader siswa-siswa terpilih sejak kelas 4. Baginya, keterampilan hidup sangatlah penting dalam era modern seperti sekarang.

 “Ilmu bisa dicapai dengan memanfaatkan teknologi. Namun untuk keterampilan, anak sendirilah yang bisa menciptakan. Karena hasil anak pribadilah yang mampu mengolah daya cipta anak,” tuturnya.

Berjaya di Klub
Di bidang olahraga, SD Gayamsari 02 masih belum bisa digeser oleh sekolah-sekolah lain di Kecamatan Gayamsari. Perolehan medali di 13 cabang olahraga berhasil menempatkannya sebagai Juara Umum.  

Guru olahraga sekaligus pembimbing Popda, Ruwi Febriyanto, S.Pd, menuturkan, salah satu cabang olahraga yang menjadi unggulan adalah renang. Siswa didikannya, Abhinaya, berhasil menyabet medali emas pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional. 


“ Dari dulu dari TK memang suka renang,” aku Abhinaya Paramudya yang kini duduk di bangku kelas VI.

Ketika ditanya apa motivasi selama lomba, ia menjawab, “kalau latihan serius, hasilnya bagus. Kalau nggak serius, hasilnya jelek,” serunya mantap.

Untuk latihan, mereka biasa melakukannya bersama klub masing-masing. Ruwi pun tak ragu memberi mereka nilai 8 di laporan hasil belajar.

“Anak yang ikut klub olahraga apapun itu, karena kita sekolah berprestasi, saya tidak ragu memberi nilai 8, dengan catatan harus berprestasi.  Kita selalu mendorong karena sekolah kita adalah contoh sekolah berprestasi,” jelas Ruwi.

Sama seperti Mulyati, ia juga mengamati skill anak didik. Bedanya, ia mengamati skill siswa di berbagai cabang olahraga.

“SD Gayamsari 02 sebagai sekolah berkarakter secara akhlak dan berprestasi atas apa yang mereka tampilkan, terutama di bidang olahraga maupun akademik,” tandasnya.