Sabtu, 25 September 2021

"My Universe" Coldplay x BTS Tembus #1 di 75 Negara!

BTS dan Coldplay akhirnya resmi berkolaborasi! Wuah pastinya ini sangat ditunggu-tunggu kedua fanbase ya. Apalagi sebelumnya BTS juga pernah menyanyikan "Fix You" pada MTV Unplugged dan sambutannya pun wow banget.

Dari pantauan sampai hari ini, lagu ini seenggaknya udah mendominasi peringkat 1 di iTunes 75 negara! Bahkan lagu ini menggeser posisi Justin Bieber di iTunes Worldwide yang sudah 27 hari di posisi 1. 

Prestasi ini bisa dibilang ngebayar perjuangan kolaborasi mereka ya guys. Bayangin, Chris Martin sampai terbang ke Korea dan karantina beberapa hari dulu sebelum ketemu BTS. Meski bingung mau ngapain karena nggak paham sama bahasa Korea, tapi Chris tetep semangat karena mau ketemu Namjoon dkk.

Nah usut punya usut, ternyata kolaborasi Coldplay dan BTS ini punya pesan khusus. Dirilis dalam bahasa Inggris dan Korea, lirik "My Universe" menunjukkan cinta yang mampu mengalahkan perbedaan. Tapi tahu nggak sih, sebenernya lagu ini bukan dinyanyikan berdua. Coldplay pinginnya lagu ini dibawain BTS sendiri. Tapi setelah ngobrol sama manajemen BTS, eh Jungkook dkk pingin Coldplay ikut nyanyi bareng.

Lagu yang diproduksi Max Martin ini sudah rilis perdana pada 24 September kemarin, dan akan dimasukkan dalam album terbaru Coldplay, Music of the Spheres, yang bakal dilaunching 15 Oktober mendatang. Nggak cuma itu. 26 September nanti, Coldplay dan BTS akan merilis dokumenter berjudul Inside My Universe Documentary, jam 19.00 WIB. So kamu harus pantengin ya!

You (you), you are (you are) my universe

And I (I), just want (just want) to put you first (to put you first) 

And you (you), you are (you are) my universe 

And you make my world light up inside

Puasa Media Sosial, Intip Manfaatnya Deh!

Foto: SCL Health


Bersosial media, asyik banget kan ya? Kita bisa bertukar cerita dengan teman-teman hanya dengan satu genggaman. Apalagi di masa pandemi sekarang, mengetahui keseharian teman dan saling bercakap tentang aktivitas sehari-hari pasti menyenangkan.

Tapi tidak jarang, banyak orang yang menjadi bosan dengan media sosial. Bukan cuma bosan, tapi mereka jadi tertekan. Apakah Anda juga merasakannya?

Erin A. Vogel, seorang psikologi sosial yang melakukan studi pada media sosial mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari penggunan media sosial. Salah satunya adalah memberikan penilaian yang rendah pada kehidupan diri sendiri. Ini dikarenakan, orang-orang sering menganggap kehidupan orang lain lebih ideal dan lebih indah dibanding kehidupan mereka sendiri. Padahal belum tentu apa yang ditampilkan di media sosial adalah kenyataan, bukan?

Dampak negatif kecanduan media sosial lainnya, masih menurut Vogel, seseorang akan jadi merasa banyak membuang waktu dan memperburuk mood. Ada juga perasaan cemas berlebihan yang disebut dengan FOMO atau Fear of missing out. Seseorang yang dilanda FOMO akan merasa takut atau khawatir bila tidak mengetahui berita atau tren terkini.

Tentu Anda tidak menginginkannya bukan?


Salah satu solusi yang dapat Anda lakukan adalah: puasa media sosial. Carla Marie Manly, psikolog klinis dan penulis Joy from Fear, mengatakan bahwa puasa media sosial memberikan jeda yang sangat dibutuhkan untuk tubuh, pikiran, dan jiwa. 

"Fasts can increase positivity, decrease anxiety, and assuage feelings of depression."

Masih menurut Manly, puasa sscial media tidak menjadikan Anda mengasingkan diri sepenuhnya dari pergaulan. Anda hanya akan bergaul dengan cara yang berbeda dan lebih bermakna. Waktu dan energi kita juga dapat dialihkan ke aktivitas yang lebih positif. Seperti fokus pada pertumbuhan atau perkembangan diri.

Phil Reed, profesor psikologi dari Swansea University mengatakan, berdasarkan hasil studinya, orang-orang yang ketergantungan pada perangkat digital tidak lagi merasa cemas ketika berhenti menggunakan media sosial (bahkan internet). Bukan cuma psikologis, tapi juga disertai dengan perubahan secara fisiologis. Wow, menarik ya?


Ada beberapa cara yang bisa Anda coba untuk berpuasa dari media sosial:


1. Buat perencanaan dan komitmen yang matang

Seberapa lama Anda akan berpuasa? Satu minggu? Satu bulan? Atau dengan dibatasi beberapa jam dalam sehari? Sebetulnya ada banyak cara untuk berpuasa dari media sosial

Kalau ini pengalaman pertama Anda, cobalah untuk menjauh dari akun-akun media sosial Anda setidaknya satu-dua hari dalam satu minggu, atau buat batasan yang menurut Anda wajar sebagai pemula.


2. Ingatlah tujuan awal mengapa Anda berpuasa

Kita seringkali lupa pada setiap tujuan hidup kita. Saat Anda memutuskan beristirahat sejenak dari media sosial, cobalah untuk mengingat lagi "mengapa saya melakukan ini". Punya tujuan yang lebih jelas akan membantu Anda dalam berpuasa. 

Perbanyak interaksi dengan orang-orang di sekeliling Anda yang peduli dengan Anda, dan luangkan waktu untuk mengembangkan spiritual diri Anda.


3. Jaga diri dari godaan

Notifikasi yang sering muncul di handphone Anda berpotensi membuat puasa Anda gagal. Aturlah agar Anda tidak menerima notifikasi itu lagi. Atau minimal, buatlah agar Anda hanya menerima notifikasi secara berkala. 

Lebih bagus lagi kalau Anda meng-uninstall seluruh media sosial Anda dan hanya menginstal lagi jika puasa Anda sudah selesai. Anda juga bisa meminta sahabat Anda untuk mengubah password akun media sosial Anda sehingga Anda tidak akan pernah lagi bisa mengaksesnya.


Media sosial adalah anugerah dari perkembangan teknologi yang luar biasa. Bisa mendekatkan yang jauh atau bertemu dengan orang-orang yang sudah lama berpisah bertahun-tahun. Tapi kecanduan media sosial juga dapat memperburuk fisik dan mental Anda. Dan, pilihannya kini ada di tangan Anda.

Gerald (Chapter I)



Aku menemuinya di ujung jalan itu. Seperti tidak berkawan, dia diam saja melihat lalu lalang jalanan. Tanpa senyum. 

"Ini," ujarku sambil memberikan sebotol minuman dingin.
"Terima kasih," jawabnya lirih.

Sebenarnya aku bukan tipe manusia yang bisa mudah mengajak bercakap. Aku lebih sering diam kalau bertemu orang baru. Tapi dia berbeda. Kata orang-orang, dia istimewa. Tapi toh aku belum tahu sebagus apa dia di mataku.

"Shift apa?" tanyaku.
"S7", ujarnya selepas seteguk air membasahi tenggorokannya.

"Aku masuk dulu ya," ucapku sembari masuk gedung, sambil melihatnya mengeluarkan sebungkus kretek dari kantong celana.

Aku tak tahu apa yang membuatnya menarik.
Saat aku membawakan minum tadi pun, semua serba tiba-tiba. Seperti cenayang yang langsung tahu apa yang seseorang pikirkan. Nyatanya dia dahaga luar biasa setelah mendorong sepeda motornya sekuat tenaga gegara sebatang paku menancap di ban-nya.

*

Malam ini dia tidak ada. Seingatku dia ada di dua baris setelah namaku. Seharusnya dia ada. Seharusnya dia di sini. 

"Dia berarti memilih alpa? Kasihan dong," kasak kusuk dari meja seberang menyusup ke pendengaranku.
"Eh siapa sih?" tanyaku sedikit berteriak.
"Gerald," kata Denon setengah berseru.

Oh pantas saja dia tidak ada, pikirku. Tapi kenapa dia memilih alpa, ya? Bukannya dia cukup tertib mengikuti peraturan di kantor ini? Atau ada hal lain yang membuatnya jengah? Entahlah. Aku memilih menyelesaikan setumpuk pekerjaan yang harus selesai sore ini ketimbang memikirkan hal-hal yang tidak perlu. 

*

"Kenapa kemarin ngga masuk?" tanyaku saat dia besoknya muncul di tempat kerja.
"Adikku sakit," jawab Gerald singkat.

Aku mengangguk saja mendengar penjelasannya. Sepertinya dia sosok yang cukup penyayang. Dia rela disanksi gara-gara menemani adiknya yang sakit. 

"Semoga cepat sembuh ya," ujarku sambil masuk ke loker untuk bergegas pulang.

Dia menaikkan alis. Bibirnya masih asyik mengeluarkan asap. 

Sore ini aku pulang bersama Denon. Dia temanku sejak sekolah di Yogya dulu. Kebetulan orang tuanya pindah tugas di Semarang sejak tiga tahun lalu. Semesta mengerti, maka dijadikanlah dia satu pekerjaan denganku.

"Hei, diem aja dari tadi?" sergah Denon membuyarkan ingatanku.
"Ish, kaget!" kataku cekikikan, "Eh kamu kenal Gerald dari kapan emang?" tanyaku.
"Dari... setahun belakangan sih. Pokoknya sebelum kamu masuk ke sini. Kenapa? Jangan-jangan..kamu naksir yaaa?" senggol Denon dari belakang, membuatku hampir kehilangan keseimbangan.
"Enggak, ih. Aku belum tahu kenapa cewek-cewek ini suka banget sama dia," jawabku sambil menatap lampu merah.
"Trus ngapain tanya-tanya?" goda Denon, "udah pokoknya kenal lebih jauh aja dulu, ntar juga jatuh cinta!" tukas Denon sambil mencubit pinggangku.
"Dasar Denon!"

*

Tidak seperti biasanya, Gerald masuk pagi hari ini. Dia rapi sekali. Aku cukup sulit mengenalinya karena dia mengenakan kemeja dan celana kain layaknya pegawai perbankan. 

"Tuh, calon leader baru," kata April saat aku baru saja duduk.
"Oh iya? Keren dong," jawabku sambil membuka laptop yang belum kumatikan dari kemarin.
"Enak kali ya kalo jadi under-nya dia. Bisa lihat dia terus, bisa kirim message terus, bisa diperhatiin terus, bisa.."
"Aprilia Kusuma bisa diam nggak?" potongku.
"Hihi. Maaf, saking semangatnya," kata April sambil menahan tawa.

Aduh, kenapa perempuan di sini jatuh cinta dengan Gerald, sih? Orang sedingin itu, apa yang bisa dibanggakan?