Kasus Perang Teluk : Faktor Ekonomi sebagai
Kekuatan Pendorong
Perang Teluk dimulai dengan invasi
tentara Irak ke Kuwait dengan dilatarbelakangi pengambilan provinsi secara
tidak sah. Dasar yang dipakai Irak adalah prinsip keadilan dan kesatuan
nasionalnya sebagai bangsa. Amerika dan sekutunya datang membela atas nama
keadilan, yakni untuk menolong bangsa kecil yang lemah dari segi militer dari
serbuan negara yang kuat. Dalam membela Irak, Amerika Serikat begitu
bersemangat sehingga mau melibatkan ratusan ribu personel militernya serta dana
bermiliar dolar. Ada apa dengan semangat ini? Tentu sangatlah beralasan dan
alasan utamanya terletak pada penguasaan global terhadap sumber energi yang
paling penting di dunia ini: minyak bumi. Jika Irak berhasil menguasai Kuwait
maka kepentingan ekonomi negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Eropa,
dan Jepang akan sangat terancam. Aliansi antara dua kekuatan adidaya yakni
Amerika Serikat dan Rusia pun dikibarkan dalam
usahanya mencari bantuan dana karena malfungsi Uni Soviet sebagai
kekuatan penyeimbang. Inilah yang menyebabkan pecahnya Perang Teluk. Pada kenyataannya
Saddam Husein berupaya mengalihkannya menjadi perang agama karena negara-negara
sekutu yang menyerang Irak kebanyakan negara-negara Kristen atau perang
nasionalisme Arab akan tetapi mengalami kegagalan karena kepentingan ekonomi
negara-negara Arab yang berlainan sehingga memiliki kedekatan yang erat dengan
negara-negara industri Barat.
Militer di Negara-Negara ASEAN
Penulis akan mencoba memaparkan
beberapa perang di ASEAN yang ditarik hingga tahun 1988 sebagai berikut.
Dari
tabel tersebut tampak bahwa di Asia Tenggara, 70% dari seluruh perang merupakan
perang internal. Negara yang paling banyak mengalami peperangan adalah
Filipina, sementara yang paling damai adalah Singapura dan Brunei Darussalam,
kedua negara terdamai di ASEAN. Berikut tabel dana untuk militer di ASEAN
hingga tahun 1986. Dari sini akan dilihat betapa Indonesia adalah negara yang
paling banyak mengeluarkan dana untuk mesin perangnya karena Indonesia memiliki
daerah yang paling luas dan penduduk yang paling banyak untuk dijaga.
Terakhir,
di ASEAN, mari kita tinjau jumlah personel militer di ASEAN hingga tahun 1987.
Berikut tabel yang menjelaskan perbedaan jumlah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar