BAB III
SIMPULAN
Kepercayaan spiritualisme Jawa yang kemudian
dimanifestasikan dalam bentuk-bentuk upacara tradisi dan slametan, sebenarnya
patut jika dibaca dengan kacamata pemahaman sangkan
paraning dumadi dan memayu hayuning
jagad. Sehingga akan menjadi terasa jelas dan tidak mudah mendakwa bahwa
laku budaya Jawa itu hanya klenik, takhayul atau gugon tuhon belaka.
Kepercayaan agama Jawi memiliki pandangan tersendiri terhadap dunia roh,
pembalasan amal baik buruk orang sesudah mati, sehingga bisa dikatakan pemeluk
atau maneges budaya Jawa terikat
dengan pranatanya yang memiliki kaitan dengan dunia gaib spiritualisme Jawa.
Tentu jika dihadapkan pada kepercayaan agama, kebudayaan Kejawen terasa begitu
berlawanan. Akan tetapi perlu dikaji ulang orientasi dari dilakukannya adat
tradisi kebudayaan tersebut. Jika tujuannya untuk nguri-uri atau melestarikan kebudayaan Jawa, maka tentu tidak ada
salahnya adat tradisi spiritualisme Jawa tetap dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiatmaja,
Sarjana, Kuswa Endah, Pranata Sosial
dalam Masyarakat Jawa, (Yogyakarta: Grafika Indah, 2009)
Koentjaraningrat,
Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002)
Mandali,
Ki Sondong, Bawarasa Kawruh Kejawen
Ngelmu Urip, (Semarang: Yayasan Sekar Jagad, 2010)
MC,
Wahyana Giri, Sajen dan Ritual Orang Jawa
(Yogyakarta: Narasi, 2009)
Mujianto,
Yan, dkk., Pengantar Ilmu Budaya,
(Yogyakarta: Pelangi Publishing, 2120)
Sedyawati, Edi, Budaya
Indonesia Kajian Arkeologi,
Seni, dan Sejarah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2010)
Suyono,
Capt. R. P., Ajaran Rahasia Orang Jawa, (Yogyakarta:
LkiS Yogyakarta, 2008)
Witjaksono,
Djoko Nugroho, dkk., Menyimak Budaya Jawa
Tengah, (Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kanwil Provinsi
Jawa Tengah, 1995)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar