Sabtu, 07 Juli 2012

Kampoeng Salatiga : Studi Kasus Studi Kasus Pengelolaan Benda Cagar Budaya dan Aspek Pariwisata (Bagian 2)


BAB III
PENUTUP


A. Simpulan
Upaya pemajuan kepariwisataan Salatiga serta pelestarian bangunan cagar budaya Salatiga telah dilakukan Komunitas Kampoeng Salatiga dalam even Salatiga Lawasan ini berlangsung selama dua hari, tepatnya dari tanggal 30 hingga 31 Juli 2011 bekerjasama dengan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga. Ditambah dengan pawai wisata sepeda onthel komunitas dalam rangka HUT Kota Salatiga tahun 2011 melibatkan 17 Komunitas di Salatiga dan diikuti sekitar 800 peserta pawai. Kemudia observasi sejarah bekerjasama dengan FKIP Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana, lalu audiensi bersama Walikota dan Dishubkombudpar Kota Salatiga serta penjualan merchandise yang mengusung konsep Kesejarahan dan kekhasan kota Salatiga.
Konsep-konsep yang digunakan dalam pengelolaan kepariwisataan di Salatiga di antaranya menggunakan konsep perrencanaan dan pembangunan kepariwisataan, serta tak lupa mengaplikasikan konsep 5 M + 2 yang meliputi Manpower, Machine, Methods, Materials, Media, Motivation, dan Money.
B. Saran
            Usai makalah ini didiskusikan dengan beberapa kelompok maka masukan-masukan yang kami peroleh antara lain:
1.      Mengapa orang-orang Belanda memilih Salatiga sebagai tempat tinggal? (Rosyid Hikmatiar)
2.      Keunikan apa yang ada di Salatiga, sehingga bisa menarik wisatawan (Jon Hadi Pakpahan)
3.      Ketika terbentur pada masalah perizinan, dan masalah teknis wisatanya, apa yang harus dilakukan ?(Ade Imani Arsyad)
4.      Bagaimana dengan sistem ganti rugi jika terjadi kerusakan? Dan bagaimana bila rumah walikota dijadikan objek wisata, bagaimana dengan pariwisata itu sendiri? (Biondi Bintang Prasetyo)

Jawaban :
1.      Karena orang-orang Belanda mencari tempat tinggal yang lebih sehat dan lebih sejuk dibandingkan kota2 utama. Alasan lainnya karena di Salatiga terdapat Garnisun atau anggota militer, sehingga orang Belanda merasa lebih nyaman berada di Salatiga
2.      Untuk saat ini, Salatiga mulai menggalakkan kegiatan benuansa kebudayaan di sana. Apalagi Salatiga dijuluki sebagai Indonesia kecil, disebut multikultur karena disana banyak sekali suku bangsa seperti China, Arab, Belanda, Inggris.
3.      Terjadi benturan apalagi untuk bangunan kuno dikenakn pajak yang tinggi. Namun baru-baru ini muncul wacana untuk menurunkan pajak. Masalah teknisnya bisa diselesaikan karena akan dilakukan kerjasama dengan komunitas-komunitas, dan bisa menjadi profit yang baik bagi pemerintah.
4.      Semua ditanggung pemerintah, dan si pemakai. Mengenai privasi, rumah walikota hanya bisa dilihat dari luarnya saja, tidak bisa sampai di dalam rumah. Akan tetapi sebelumnya mereka harus mengajukan izin kepada instansi yang bersangkutan.


DAFTAR PUSTAKA


Siswokartono, Soetomo. 2011. Pembangunan Kepariwisataan Tourism Development. Semarang: STIEPARI Press.
Witjaksono, Djoko. Presentasi Pembangunan Pemugaran dan Masa Depan Kota, Dinas Budpar Provinsi Jawa Tengah.
www.pemkot-salatiga.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar