BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Upaya pemajuan kepariwisataan Salatiga serta
pelestarian bangunan cagar budaya Salatiga telah dilakukan Komunitas Kampoeng
Salatiga dalam even Salatiga Lawasan ini berlangsung selama dua hari, tepatnya
dari tanggal 30 hingga 31 Juli 2011 bekerjasama dengan Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kota Salatiga. Ditambah dengan pawai wisata sepeda onthel komunitas
dalam rangka HUT Kota Salatiga tahun 2011 melibatkan 17 Komunitas di Salatiga
dan diikuti sekitar 800 peserta pawai. Kemudia observasi sejarah bekerjasama
dengan FKIP Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana, lalu audiensi bersama Walikota
dan Dishubkombudpar Kota Salatiga serta penjualan merchandise yang mengusung konsep
Kesejarahan dan kekhasan kota Salatiga.
Konsep-konsep yang digunakan dalam pengelolaan
kepariwisataan di Salatiga di antaranya menggunakan konsep perrencanaan dan
pembangunan kepariwisataan, serta tak lupa mengaplikasikan konsep 5 M + 2 yang
meliputi Manpower, Machine, Methods,
Materials, Media, Motivation, dan
Money.
B. Saran
Usai makalah ini didiskusikan dengan
beberapa kelompok maka masukan-masukan yang kami peroleh antara lain:
1.
Mengapa orang-orang Belanda
memilih Salatiga sebagai tempat tinggal? (Rosyid Hikmatiar)
2.
Keunikan apa yang ada
di Salatiga, sehingga bisa menarik wisatawan (Jon Hadi Pakpahan)
3.
Ketika terbentur pada
masalah perizinan, dan masalah teknis wisatanya, apa yang harus dilakukan ?(Ade
Imani Arsyad)
4.
Bagaimana dengan sistem
ganti rugi jika terjadi kerusakan? Dan bagaimana bila rumah walikota dijadikan
objek wisata, bagaimana dengan pariwisata itu sendiri? (Biondi Bintang Prasetyo)
Jawaban
:
1.
Karena orang-orang
Belanda mencari tempat tinggal yang lebih sehat dan lebih sejuk dibandingkan
kota2 utama. Alasan lainnya karena di Salatiga terdapat Garnisun atau anggota
militer, sehingga orang Belanda merasa lebih nyaman berada di Salatiga
2.
Untuk saat ini,
Salatiga mulai menggalakkan kegiatan benuansa kebudayaan di sana. Apalagi
Salatiga dijuluki sebagai Indonesia kecil, disebut multikultur karena disana
banyak sekali suku bangsa seperti China, Arab, Belanda, Inggris.
3.
Terjadi benturan
apalagi untuk bangunan kuno dikenakn pajak yang tinggi. Namun baru-baru ini
muncul wacana untuk menurunkan pajak. Masalah teknisnya bisa diselesaikan
karena akan dilakukan kerjasama dengan komunitas-komunitas, dan bisa menjadi
profit yang baik bagi pemerintah.
4.
Semua ditanggung
pemerintah, dan si pemakai. Mengenai privasi, rumah walikota hanya bisa dilihat
dari luarnya saja, tidak bisa sampai di dalam rumah. Akan tetapi sebelumnya
mereka harus mengajukan izin kepada instansi yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Siswokartono, Soetomo. 2011. Pembangunan Kepariwisataan Tourism
Development. Semarang: STIEPARI Press.
Witjaksono, Djoko. Presentasi Pembangunan Pemugaran dan Masa Depan Kota,
Dinas Budpar Provinsi Jawa Tengah.
www.pemkot-salatiga.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar