Sabtu, 05 September 2015

Lika-liku Sejarah Jamu

(Keterangan foto: Penjual jamu di Yogyakarta tahun 1910/wikipedia)


SIAPA yang tidak mengenal jamu? Obat tradisional yang kemahsyurannya turun temurun ini memang betul-betul melegenda. Bagaimana tidak? Sejak kemunculannya pada kurang lebih abad 8 Masehi, jamu terus menjadi alternatif obat tradisional yang mujarab hingga hari ini.
Ahli bahasa Jawa Kuna menyebut, istilah jamu berasal dari singkatan dua kata bahasa Jawa Kuno yaitu djampi (penyembuhan dengan ramuan obat atau doa-doa) serta oesodo (kesehatan). Istilah oesodo pada tahun-tahun selanjutnya kalah populer dibanding istilah jampi yang makin populer di kalangan keraton. Sementara sebutan “jamu” mulai diperkenalkan kepada publik oleh dukun atau tabib pengobat tradisional.

Bukti keberadaan jamu sebagai pengobatan terpahat secara apik pada relief Candi Borobudur yang menggambarkan kebiasaan meracik dan minum jamu untuk memelihara kesehatan. Bukti sejarah lainnya yaitu penemuan prasasti Madhawapura dari peninggalan Kerajaan Hindu-Majapahit yang menyebut profesi Acaraki, yang berarti “tukang meracik jamu”. Seorang Acaraki harus melakukan meditasi dan berpuasa terlebih dahulu untuk meracik jamu. Ini dilakukan agar dia dapat merasakan energi positif untuk dituangkan dalam ramuan kesehatan yang dibuatnya.

Selain itu, pada abad yang lebih kontemporer, pengobatan penyakit di zaman Jawa kuna dengan menggunakan obat-obatan dari alam juga dapat ditemukan dalam Serat Centhini. Konon, Serat Centhini dianggap sebagai kitab dengan penjelasan terbaik mengenai penyakit beserta obatnya. Yang menarik lagi, perpustakaan Keraton Surakarta bahkan menyimpan Serat Kawruh Bab Jampi-jampi yang memuat 1.734 resep jamu yang terbuat dari bahan alami, berikut rekomendasi penggunaan dan dosisnya.

Kini, tentu masih bisa ditemukan jamu-jamu tradisional yang dijajakan secara berkeliling oleh simbok penjual jamu. Beras kencur, kunir asem, sampai temu ireng dan godhong kates, masih bisa kita rasakan dengan harga yang sangat terjangkau. Tak ayal, kelestarian jamu tradisional pun dirasa perlu untuk ditasbihkan sebagai warisan budaya dunia. Ya, bagaimanapun kembali ke alam merupakan cara yang mudah, murah, dan tepat untuk mengatasi keluhan penyakit di era modern ini.

Penulis: Fadhil Nugroho Adi
Dimuat di rubrik Pringgitan suaramerdeka.com

1 komentar:

  1. UANG KECIL JADI UANG BESAR???MAU???
    CUMA DI SUMOQQ YANG BISA!!!
    WAKTUNYA BERGABUNG BERSAMA KAMI SUMOQQ.INFO

    SITUS KARTU TARUHAN ONLINE TERPERCAYA DENGAN RATING KEMENANGAN TERTINGGI!!
    BONUS TERBESAR!!!

    MINIMAL DEPOSIT RP.15.000,-
    MINIMAL WITHDRAW RP.15.000,-
    MODAL MINIMAL HASIL MAXIMAL

    BONUS REFERAL SEUMUR HIDUP(20%)
    SETIAP 10HARI SEKALI
    BONUS ROLLINGAN TERBESAR (0,5%)
    SETIAP 5HARI SEKALI

    TERSEDIA 8 PERMAINAN TERFAVORITE:
    - . BANDARQ
    - . ADUQ
    - . BANDARPOKER
    - . POKER
    - . DOMINO99
    - . CAPSASUSUN
    - . SAKONG
    - . BANDAR66

    TRANSAKSI MUDAH DI 5 BANK BESAR :
    - . BCA
    - . BNI
    - . BRI
    - . MANDIRI
    - . DANAMON

    DILAYANI CS PROFFESIONAL 24JAM NONSTOP!!

    CONTACT KAMI :
    BBM : D8ACD825
    WA : +855964973259
    LINE : SUMOQQ88
    WECHAT : SUMO99QQ

    BalasHapus