Memasuki usia kepala 2, saya sudah ribut montang manting, "bagaimana jadinya dengan usia baru 20 tahun? apa yang akan terjadi nanti?" dan bla bla bla segudang pertanyaan lainnya.
Namun ternyata ketika sudah dijalani, toh tak ada bedanya dengan yang dahulu. Artinya, saya masih harus seperti saya yang dulu. Yang berusaha untuk menjadi baik tanpa merasa menjadi yang terbaik.
Begitu pun ketika usia saya menginjak 23 tahun. Sebuah usia yang menjadi jembatan penghubung antara remaja dan kedewasaan. Sebuah usia yang sedikit absurd mungkin. Untuk berpenampilan seperti remaja usia sekolah menengah juga sudah tidak cocok. Berpenampilan seperti bapak-bapak juga sepertinya belum terlalu pantas. Ya jadilah penampilan kasual saja. Hehehe.
Dari sisi lembaran baru, usia ini membawa sedikit perubahan dengan status baru. Seperti status yang sudah purna tugas sebagai mahasiswa, status baru sebagai duta, dan status sebagai pegawai. Tentu berbagai status baru ini harus dijalani dengan penuh tanggung jawab, tanpa mencoreng nama institusi.
Payahnya, di usia yang baru ini, beragam pertanyaan yang berhubungan dengan pacar, jodoh, dan menikah, mulai bertebaran. Namun tak jarang banyak yang memberi doa tulus supaya saya diberiNya gadis terbaik untuk diikat dalam janji suci sehidup semati. Terima kasih, ya?
Well,
usia ini bukan usia yang harus ditakuti. Bahkan siapapun yang bertambah usia, jangan menjadikan usia baru sebagai kekhawatiran untuk tambah tua hehehe. Meski 23 harus tetap masih ageless, dong!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar